Dalam diskusi bertema toleransi kemarin, ada seseorang bertanya. “Kalau saya punya anak, ia pindah agama. Apakah saya harus bertoleransi terhadapnya? Bagi saya pindah agama itu sesuatu yang buruk. Kalau saya toleran, apakah tidak berarti saya toleran terhadap sesuatu yang buruk?”
Pertanyaan ini menggambarkan situasi umat beragama sekarang. Kenapa orang beragama? Karena ia dilahirkan oleh orang beragama. Agama diturunkan dari orang tua. Bayi baru lahir diberi agama oleh orang tuanya, kemudian agama itu harus ia pertahankan seumur hidup.
Kepada penanya saya balik bertanya. “Bagaimana seandainya Anda sendiri yang menemukan kebenaran pada agama yang berbeda dari agama warisan orang tua Anda? Apakah Anda akan memilih agama itu, atau bertahan dengan agama yang diturunkan tadi? Bagaimana perasaan Anda kalau keinginan Anda untuk memilih kebenaran dihalangi?”
Ada hal yang sering kita lupa, bahkan kita abaikan, yaitu bahwa kita bukan penguasa atas keturunan kita. Secara bertahap mereka akan jadi individu mandiri, dan harus dihormati sebagai seorang individu. Hak-hak mereka harus dihormati sebagai hak individu, sebagaimana kita juga mendapat penghormatan atas hak-hak kita.
Agama adalah pilihan bebas setiap individu. Agama tidak diturunkan. Sperma kita, yang menjadi agen penerus DNA kita kepada keturunan, tidak membawa agama. Ia hanya membawa informasi biologis untuk diteruskan oleh keturunan kita.
Apa peran orang tua terhadap anak dalam hal agama? Orang tua punya kewajiban mendidik, dan pendidikan itu hak anak. Tapi kita harus ingat bahwa mendidik bukan memaksa, khususnya ketika anak sudah dewasa.
Di luar soal itu, pemaksaan agama adalah sesuatu yang sia-sia. Iman tak bisa dipaksakan. Kita bisa memaksa orang mengaku beriman. Kita bisa memaksa orang beribadah dan berdoa. Tapi kita tak bisa memaksanya beriman. Iman adalah kemerdekaan pikiran yang paling dasar.
catatan Kang Hasan
5 Artikel terakhir di Blog Semakin Rame
- Anak Nakal Tumbuh dari Orang Tua yang tak Mendidik
- Logika Nikah Muda
- Kualitas Dosen Indonesia
- Sains Tidak Memperhitungkan Tuhan!
- Apa yg Menuntun Manusia Berbuat Kebaikan?